Membaui matahari membakar genting
Merasai tanah menggesek permukaan epidermis
Padam, hilang, kasat
Seorang laki-laki di ujung jalan
Ah, siapa?
Mungkin hanya seorang dari masa lalu
Yang harusnya segera lenyap
Saat matahari merekah
Hujan disini
Saat langkahnya menderap mendekat
Sudahkah dia berlalu?
Bahkan wajah tak sanggup terangkat
Rindu hanya hampa
Aku tertunduk tanpa malu
Seperti itukah?
Hanya waktu yang berlari
Melewati jutaan adzan yang terus menggema
Binar
Telah 12 tahun tertinggal
Ketidakhadiran lebih manis
Nisan bernama lebih nyata
Cinta,
Telah kusiram di kebun dengan air bercampur kotoran
Hingga nyaris membuncahkan buah berair segar
Jangan kau petik!
Cukuplah bayangmu saja mengetuk
dan deru motormu menjauh hingga petang menjelang lagi
Dering telepon, bisa kau hentikan segera
Sebab tempatmu di sini telah berganti istana rayap
Mata bulat berair itu terlalu pilu
Menatapi punggungmu menjauh
Boneka plastik telah dilalap api
Ilusi tentangmu telah lenyap
Hening
*untuk lelaki hujan:13 tahun ini, mengapa tidak dibiarkan terus seperti ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar