Jumat, 28 November 2008

Akan Pergi bersama Hujan

Hujan, rasa apakah yang larut dalam tiap nadanya?

Keindahan... 

Sedikit sunyi, mungkin juga hening, tapi satu kata mewakili segalanya

Bening...

Adakah rasa besinya darah

Dan asinnya air laut yang menghitam di ujung kota, saat bening menerpa?

Juga suara senapan yang mengiringi tidur anak-anak di masa silam, mungkin di masa depan belum sirna

Saat-saat indah itu mengatakan bahwa Tuhan belum tidur di bumi Aceh

Juga dimanapun ada udara bergerak

Di langit, di bumi, tak terbatas

Aku tahu bahwa Ia mendengar semua jeritan dan cabikan luka

Dan Ia, akan selalu hidup dalam tiap hujan yang berlalu

*Puisi ini dibuat untuk mengenang (hampir) 4 tahun tsunami, dan 3 tahun perjanjian damai.

Aceh telah (hampir) damai, moga untuk selamanya. 

Kamis, 27 November 2008

Berpikir tentang Monyet...Hmm...

Kenapa aku yang serius ini tiba2 bisa berpikir tentang monyet?

tidak lain dan tidak bukan karena sebuah chat dengan teman sekampung tentang krisis ekonomi dunia yang dianalogikan dengan memakai monyet.

Katakanlah dialognya seperti ini:

mujahidah_aqsa: o ya, bang.krisis ekonomi yang terjadi di dunia saat ini karena apa sih? 
mujahidah_aqsa: maaf ganti topik, tiba2 ingat lagi
ngomong sama master ekonomi:d
yuri_randa: fyuuuh..:D
yuri_randa: abang jelasin ngerti nggak?
mujahidah_aqsa: pake bahasa kedokteran bisa gak bang?:D
yuri_randa: bubbling effect
yuri_randa: tau?:p
mujahidah_aqsa: maksdnya?
yuri_randa: apa ku bilang..:))
mujahidah_aqsa: pake bahasa sederhana aja bang
mujahidah_aqsa: kayak bicara sama anak TK gitu
mujahidah_aqsa: :P
yuri_randa: kita pake bahasa orang aceh..
mujahidah_aqsa: ok
yuri_randa: ada orang yang suka nangkap monyet..
yuri_randa: nah..abang datang untuk beli monyet dikampung itu..
yuri_randa: abang bilang..klo satu monyet harganya 10 rupiah..
yuri_randa: terus mereka cari monyet itu dan jual ke abang..
yuri_randa: nggak lama kemudian abang bilang lagi klo abang mau beli monyet itu bisa laku 30 rupiah..dan bang jual tuh monyet..
yuri_randa: nggak lama..
yuri_randa: monyet itu sampai pada harga 100rupiah..
yuri_randa: terus tiba2 abang kabur..
yuri_randa: sedangkan monyet yang udah ditangkap itu bertumpuk..dan jadi masalah..
yuri_randa: lalu ada sekretaris abang..
yuri_randa: dia bilang klo dia mau beli monyet itu dengan harga 5 rupiah..
yuri_randa: lalu apa yang seharusnya kamu lakukan?:D
mujahidah_aqsa: jual aja semua monyetnya dengan harga 5 rupiah,daripada gak terjual sama sekali
yuri_randa: nah akhirnya siapa yang rugi?
yuri_randa: sedangkan monyet itu untuk apa dek?
mujahidah_aqsa: orang yang nangkap tuh monyet
yuri_randa: apa ada yang berubah dengan monyet?
mujahidah_aqsa: enggak, 
yuri_randa: itulah yang terjadi dek..
yuri_randa: jadi sistim kapitalis menghancurkan semuanya.
yuri_randa: karena semuanya hanya sebuah issue..
yuri_randa: padahal semuanya masih dalam virtual..
mujahidah_aqsa: jadi monyet itu adalah uang?
yuri_randa: sehingga semuanya hanya efek pengembungan
yuri_randa: bukan gitu pointnya..
yuri_randa: tapi mereka menjual barang yang harganya cuma 10 lalu mengisukannya akan ada pembeli dengan harga 100 rupiah..
yuri_randa: sedangkan pada dasarnya itu hanyalah sebuah issue yang hanya bertujuan agar barang itu laku cepat..
yuri_randa: walaupun pada dasarnya barang itu tidak akn naik sama sekali..


nah, mujahidah_aqsa itu ade dan yudi_randa itu si pembeli monyet eh, bukan...maksudnya pakar ekonomi yang mengerti tentang tata cara penjualan monyet.hehehe... enggak ding

Nah, saudara2 mengerti enggak dialog ini? soalnya saya belum ngerti!

Ada yang berbaik hati menjelaskan lagi tanpa menyebut-nyebut monyet?

maklum, hari ini saya memang telmi.