Sila dibaca di sini
***
Sudah 3 tahun di Rumcay, dengan siklus semangat datang silih berganti.
Adakah yang berubah?
Mungkin, aku merasa semakin asing.
Sangat asing.
Orang-orang di FLP ini kebanyakan bukan lagi orang yang kukenal dulu, hanya beberapa yg kukenal dari dulu. Tapi mereka punya gank sendiri.
Aku di FLP, sering hanya berteman sunyi, renungan, dan lamunan.
Sering aku jadi gagap, tak tanggap keadaan, sebab benakku mandek disergap sunyi. Dan perasaan asing yang membuatku hampa.
Kak mar, Bang Ferhat, Kak Eqi, Kak Liza yang sangt sibuk... Semua telah berlalu secepat badai.
Tak apa, sebab ramai tak tentu baik.
Hanya aku menjadi tak terbiasa asing, setelah selama ini selalu bersenyawa dengan sempurna.
Sekarang, laiknya robot.
Kerja, kerja, kerja....
Proker, proker, proker...
Tapi ada buku-buku yang indah, yang selalu bisa membuatku tersenyum saat sepi di tengah ramai menyergap.
Ada janji bahwa aku tidak akan pernah meninggalkan FLP, pada orang yang sangat kucintai., orang yang sangat amat bijaksana. Janji bhwa aku akan selalu bersama FLP hingga akhir...
Dua hal itu, mengikatku lebih dalam dari apapun. Lebih dari kerinduan akan kekompakan, lebih dari sepinya sendiri, lebih dari keinginan bebas yang menggebu-gebu.
Ada juga kecintaan akan tulisan serta keinginan membuat orang lain mencintai lebih dalam dari diriku. Keinginan ini membuatku bisa mengangkat bahu dan pergi tanpa menjadi sentimentil.
Akhirnya, aku tetap mencintai FLP. Dengan atau tanpa siapapun di dalamnya...
Cinta ini telah tertanam, dan rasanya lebih kuat....
*saat sepi mendadak menyergap. Dan ingat besok harus kembali bersua dengan sepi itu