Senin, 07 September 2009

Jangan Benci Aku

kepalaku terlalu penuh hari ini.
benar-benar terlalu penuh. hingga jika aku tidak menulis sesuatu, dalam 2 jam aku akan mulai membentur-benturkan kepala ke dinding

hari ini aku banyak berpikir tentang hidup
meski biasanya juga, tapi hari ini lebih

tentang rasa cinta, tentang rasa benci
dan terutama, yang terakhir. tentang rasa benci

satu hal kecil yang kupelajari dan kupahami adalah bahwa cinta dan benci itu terkadang sejalan. bahkan berimpitan tanpa ada variable di dekatnya. mutlak, hanya ada cinta dan benci.

mungkin, apa yang sebagian orang lakukan sekarang. kebanyakan bertolak dari rasa benci, bukan rasa cinta.

membunuh orang-orang, mengebom dimana-mana, memfitnah suatu manhaj, organisasi...semuanya karena rasa benci. benci pada organisasi yang bersangkutan, benci pada orang-orang kaya yang bergelimang uang tanpa peduli pada yang papa,benci pada bangunan-bangunan megah yang bersanding dengan kumuhnya deretan rumah kardus.

semuanya hanya rasa benci,benci,benci...

bukan menjegal agama lain karena cinta pada Islam, benci pada kekufuran. tapi karena semata-mata benci. bukan mengebom hotel-hotel di ibukota karena cinta pada agama, tapi karena benci pada orang asing, bukan mengembangkan organisasi atau berdakwah karena cinta pada kebenaran di jalanNya, tapi karena kebencian pada organisasi dakwah lain, manhaj lain...

dan semuanya hanya rasa benci.

lalu apa yang bersisa di hati?

bukan kebencian yang Allah ajarkan, Rasul ajarkan. hanya cinta yang menimbulkan kesetiaan, pemebelaan, pengorbanan. dan jika ada benci, maka kebencian itu lahir dari cinta pada Allah dan RasulNya. bukan memulai dengan kebencian, tapi mulailah dengan cinta.sebab ada Basmallah yang berisi kasih dan RahmanNya, bahkan At-Taubah tidak diawali dengan Basmallah.

bisakah kita mencintai Allah dengan rasa benci memenuhi hati?
pikirkanlah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar