aku suka hujanaku juga suka melompat, meski tidak begitu suka berlari
tapi aku suka sekali melompat. tiap sangat senang, aku akan melompat2, tak peduli dimanapun aku berada, di situasi apapun, aku tak sabar untuk melompat
setinggi-tingginya
menikmati perasaan bebas tiap kali melompat
berharap dapat melompat lebih tinggi lagi
lalu, aku sangat suka berjalan
jalan-jalan bagiku memang berjalan
dengan kaki
tanpa kendaraan, hanya berjalan saja
dulu, saat masa-masa aku bukanlah orang yang tersibukkan dengan apapun kecuali sekolah, belajar, dan ngaji
aku suka mengisi waktu dengan naik kendaraan umum ke pusat kota
lalu jalan-jalan, tanpa tujuan
hanya ingin melihat manusia, berbagai macam jenis manusia di kota ini
ekspresi, cara mereka berjalan, cara berbicara mereka... aku mengerti satu hal
"Inilah dunia"
dunia bukan hanya tembok-tembok tinggi mesjid
kegaduhan kampus
kesunyian pustaka
tapi dunia adalah ini
tempat dimana jutaan orang berkumpul
berbagai macam manusia
dengan agama, rasa, suku, warna kulit...itulah mereka
itulah dunia
membuat aku mengerti, dan belajar
Satu lagi yang kusukai adalah hujan
berjalan dan hujan adalah kombinasi yang sangat cocok. saling melengkapi bagai potongan puzzle yang tidak ada pasangan lain selain mereka berdua
dulu, dalam memori terindah, aku akan berjalan. hingga hujan turun.
mula-mula rintik-rintik yang membentuk rinai seperti tirai
membentur tanah dan menguarkan bau khas bumi
lalu semakin lebat
menimbulkan bunyi seperti alunan musik yang menentramkan
suara gemerisik pohon ditiup angin
semua adalah dzikir alam yang sempurna
meski hujan semakin lebat hingga bahkan tidak menyisakan lapangan pandang yang cukup untuk aku menatapi, aku merasa itu adalah hening yang sempurna
tidak perlu mempercepat langkah, tidak perlu berteduh. hanya terus berjalan dan melompat, bahkan menari dalam hujan. tanpa ada yang melihat
tanpa ada yang memperhatikan
tidak memikirkan apapun, tidak takut kepada apapun selain Pencipta hujan ini
dan sekarang, kedamaian seperti saat-saat itu adalah hal yang langka
tidak ada hari sedamai itu tanpa hape yang bergetar
dengan amanah-amanah yang bertumpuk
dan aku kembali merindukan masa-masa itu
setiap hujan, aku menatapi jendela dengan pandangan rindu
tenggelam, melayang dalam de javu