Sabtu, 08 Mei 2010

Hidup berserta Pilihan-pilihan

di hutan kulihat ada dua jalan yang terbentang,
lalu kupilih jalan yang JARANG dilalui orang...
dan ternyata
itulah yang membuat segalanya berbeda
(Robert Frost - The Road not Taken)


Mau hidup enak?
hehehe...seperti iklan di TV

Mau hidup enak? Mau banyak yang naksir? Mau jadi orang kaya/beken/keren/jenius???

Pake produk ini!!! Makan mie ini, minum jus ini, telan sampho itu!
hehehehe..... yang terakhir yang enggak.

yang ingin kukatakan hanyalah, tiap manusia selalu memilih jalan yang mulus. Jalan yang menyenangkan dan menenangkan. Gradien 0.


Hampir semua manusia.

Sekarang, ijinkan aku mengenang satu manusia yang memiliki hampir segala-galanya di muka bumi ini. Cerdas, tampan, pnya istri yang cantik dan lembut, pnya anak-anak yang manis, kaya, nama baik di lingkungannya. Pendeknya... Semua.

Lalu dia memilih jalan yang berbeda.
Hingga ia kehilangan semua. Dia dihina dan dicaci dari segala penjuru, orang-orang tidak melewatkan kesempatan menyakitinya, dari melempar kerikil hingga kotoran saat ia lewat, kekayaannnya habis, semua hilang. Lalu, laki-laki ini kehilangan segala-galanya yang dia miliki di dunia ini. hanya demi satu hal, satu kalimat mulia yang diusungnya: Laa ilaha illallah...

Kenapa?

Kenapa ia memilih menempuh jalan itu???

Dulu aku juga tidak mengerti, mengapa ada orang yang ingin memilih jalan itu.

Sama seperti saat aku tidak mengerti mengapa Sayid Quthb memilih syahid di tiang gantungan, sedang dulu dia hidup bermewah-mewah di Amerika sebagai seorang cendikiawan. Sama seperti aku tidak mengerti mengapa Yahya Ayyash memilih diledakkan dengan bom yang dipasang pada handphonenya ketimbang menjual kecerdasannya merakit bom hanya dari bahan2 apotik ke pihak Yahudi dan hidup senang. Aku juga tidak mengerti mengapa Ayat Al-Akhras memilih kematian ketimbang pernikahannya yang akan dilangsungkan besok.

Mengapa?? Tak henti-hentinya aku bertanya. Mengapa ada orng yang ingin melewati jalan itu dan memilih keterasingan dan ketidaknyamanan? Bahkan semua nama-nama di atas berada pada jalan laki-laki yang kusebutkan tadi. Jalan Ilahiyah...

*Sigh

Siapakah lelaki itu? Dialah lelaki cahaya, yang mengorbankan seluruh hidupnya, kenyamanannya pada satu titik. Titik perjuangan, titik kebenaran, merelakan seluruh daya dan waktunya demi tegaknya Islam di muka bumi. Padahal, saat amanah itu datang, bisa saja dia memilih berkata, "Ya Allah, aku tidak sanggup!!! Aku ingin hidup yang nyaman!!" Masihkah perlu kusebut? Laki-laki yang sangat mulia itu, manusia pilihan, Nabi junjungan alam...

Muhammad...

Ya, Nabi Muhammad saw... Ayah teladan,suami terbaik,panglima gagah perkasa, Nabi dan Rasul penutup para Nabi-nabi, guru bagi para mujahid, kakek yang humoris bagi cucu-cucunya...

Yang telah menjadi inspirasi tentang hakikat perjuangan, bagaimana suatu zona aman bukanlah bagian dari perjuangan itu. Sudahkah aku mengerti alasan mengapa Rasulullah dan orang-orang itu memilih jalan yang terjal ini??? memang belum sepenuhnya, tapi sedikit-sedikit aku mulai mengerti. Satu tujuan yang jauh lebih sempurna dan lebih baik dari pilihan-pilihan yang terlihat

*Sigh

Hamasah!!!


*for all ukhti... we can pass this way together. i'm with you, you are with me, and Allah will with we all, Insya Allah:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar