Rabu, 12 Agustus 2009

Bukan Seorang Penulis? Jangan Bersedih

Apa yang aku tau tentang menulis? Yah, sejujurnya belum tahu apa-apa.
apa aku penulis? yah, jawabannya juga belum tahu juga. padahal meski jelek gini aku sudah menulis di dua buku kompilasi,punya beberapa blog pribadi (yang diisi senin kamis), dan sering menulis di beberapa media lokal (dan dimuat),bahkan udah beberapa kali mengikuti lomba kepenulisan (dan menang). hmm...

Nah, tahu gak poin-poin apa yang ngebuat aku gak pernah pede memproklamirkan,"hoiiii! aku penulis lho!!!" lalu dijitak satu kampung karena aku teriak di mesjid saat orang lagi ramai shalat jumat dan dengar khutbah (sambil ngiler)

pertama, aku masih waras. belum nari2 di jalanan sambil pake selembar handuk.

kedua, meski aku udah nulis di dua buku kompilasi,..tapi masih jauh dari kesan seorang penulis yang sebenarnya.
kenapa? mungkin ada yang nanya (geer benar!)
yah, gini. tahu gak arti buku kompilasi apa? nah, buat yang belum tau, buku kompilasi means sebuah buku yang dikeroyok rame-rame sampe lecek oleh sejumlah kanibal yang kelaparan. No No! bukan itu, tapi mirip. biar mudah, contohnya nih: kamu pernah gak ke toko buku lalu ngeliat sebuah buku yang ada tulisan Mbah Surip, dkk di sampul? nah, it means a book that written by Mbah Surip, jono, urip, urap, dan orang-orang lain yang gak ada yang kenal namanya. atau lebih prestisius lagi, sebuah buku yang di depannya ada nama banyak orang, sampe udah kayak antrian BLT. ntar ada nama Nicholas, John Grisham, Mbah Urib, dll banyak banget sampe kamu gak tau apa judul buku itu; Pocong (yang juga ditulis di sampul), atau yang tadi itu judulnya? hemm...terakhir gak jadi beli karena takut tuh buku benar-benar ditulis pocong.hehehe... Nah, jadi gitu. aku udah 2 kali punya buku, tapi semuanya kompilasi. yang pertama karena menang lomba lalu ditipu hingga gak dapat hadiah, yang kedua karena memang sengaja ikut nulis bareng bersama teman-teman dari FLP Aceh (i love yoou full guys!). Bukannya minder atau apa karena kompilasi, tapi kesan menyedihkan memang terasa. numpang di balik nama pengarang terkenal yang mau nulis di tuh buku, atau nama keselip gak nampak di sampul, karena orang-orang yang belum terkenal keramean. (buat kawan-kawan FLP Aceh, aku gak mikir gitu kok sama kalian, aku bangga kita bisa nulis rame-rame. peace! *takut dijitak berjamaah:D)

yang kedua, eh tiga (biar gak nampak kebanyakan, hehehe), aku memang gak tau apa-apa tentang cara menulis, dst. pernah suatu kali diminta ngisi pelatihan kepenulisan. padahal pelatihan kecil (cuma 5 orang), tapi busyeet. malamnya aku udah keringatan dingin, trus sibuk browsing di internet cara menulis, mencari ide, membangkitkankan nyali, menguruskan tubuh (maaf, salah.itu bahan pribadi), dll. meski belakangan aku tahu, itu bukan alasan sih. Mbak Dee aja (Dewi Lestari Supernova, tau kan? yg gak tau, kemana aja lo?) yang udah nulis banyak buku populer yang best seller aja ngerasa masih bingung kalau orang bertanya tentang hal-hal teknis itu. menurutnya (di blog pribadi beliau nih), sebenarnya menulis itu menggunakan hati. asah hati itu, maka hal-hal teknis itu bukan masalah. yah, ini aku terjemahkan sendiri ya.tapi levelku dan mbak dee kan jauh banget, ntar dipikir ngaku-ngaku lagi.

yang keempat, kemanusiaan yang adil... maaf, (itu teks untuk ikut lomba 17-an ntar. mana salah lagi). ulang, next, yang buat aku ngerasa bukan penulis, hanya menulis, sebab aku memang moody banget dengan tulisan. sebenarnya buat cerpen serius yang panjang, opini yang panjang, itu melelahkan. aku sukanya buat tulisan yang pendek, kayak gini, atau puisi singkat. yang penting berkesan dibaca, gak ngebetein, gak buat muntah darah duluan... tapi masalahnya, jika kita ingin karya dimuat di media, tulisan yang ada ya harus serius. atau kalau gak serius, yang panjang-panjang. atau pendek-pendek tapi berhubungan. ya, pokoknya jadi 6 lembar, atau 200 halaman kalau mau buat buku. intinya, untuk ukuran aku yang moody banget dengan satu tema, itu syarat yang sangat berat. enakan gini, duduk, main2 ular tangga sama adik, then...wait... satu tulisan siap. gak susah, gak puyeng.dibaca menghibur, mau diliat bentar aja udah syukur.hehehe.

yang terakhir, mungkin ini alasan (alah, banyak alasan) yang paling utama. sekarang aku kuliah di Sastra UI...ya enggalah, ntar dijitak kawan-kawan seangkatan kalau boong gini. aku kuliah di Kedokteran Unsyiah, semester 5. So...aku memang dipersiapkan untuk jadi dokter, bukan penulis. catet ya! emaaang sih,mungkin aja dokter jadi penulis. kan banyak tuh dokter yang buka blog tentang info kesehatan.

Well...masalahnya aku, bahkan di blog pribadi sendiri pun gak pernah menulis tentang info kesehatan. soalnya emang gak begitu fokus kesana sih. lagipula kupikir blog yang seperti itu udah bejibun,mulai dari ditulis koass yang gak lulus2 (saking betahnya di rumah sakit) sampe dokter spesialis yang emang itu makan pagi, siang, dan makan malam, bahkan cemilannya. padahal, untuk ukuran mahasiswa kedokteran, aku gak jelek2 banget lho, meski kadang kalau ujian muntah darah dulu, trus kalau ditanya dosen sering gak bisa jawab daripada bisanya (yang salah tuh dosennya, masa tanya cara mutilasi mata sama mahasiswa semester 4! yg benar aja, harusnya tanya sama Ryan dong! maaf jadi emosi, pengalaman pribadi soalnya), dan udah nyoba nulis karya ilmiah, tapi tetap aja perasaan,"duh, mencit ini diapain ya? bw pulang aja deh, sayang kalau ntar mati diambil jantungnya." lalu jadilah satu lab bingung karena semua mencit pada raib.heheeh..jangankan karya ilmiah, penelitiannya aja gak selesai.

aku lebih suka nulis tentang hal-hal umum. yang penting berguna untuk orang lain. mungkin bukan cerita pengalaman pertama liat naked man pake sajadah kemana2 (shhalih banget), tapi hal-hal yang kurasakan, kupikirkan, dan aku tahu jika orang lain membacanya akan ada perasaan dalam hati mereka, "wow, rupanya aku gak sendiri. bukan cuma aku yg suka mules kalau liat kucing kawin." atau "yah, benar itu!" intinya sebuah tulisan yang ngebuat mata orang yang tadinya gak mau liat apa-apa jadi mau lihat, meski belum berbuat. atau sebuah tulisan yang bisa menyentuh hati orang yang patah karena sesuatu, atau sekedar protes, biar gak gila karena asik bicara sendiri, mending ditulis. kali aja dibaca sama pihak yang berkaitan.tapi tetap aja, yang gak nyambung sama dunia kedokterannya jauh lebih banyak dari yang nyambung. beda dengan dokter Ferdiriva Hamzah (Cado-cado, ada yang tau?) yang meski ngocol tapi nyambung banget sama dunia kedokteran, medis, dll.nah, jadi meski aku menulis, aku gak siap dengan profesinya (penulis!), sebab belum mampu mensinkronisasikan antara 2 kemungkinan profesi.

Intinya nih, untuk poin terakhir, aku prihatin banget, jadi mau nambahin. memang, banyak nih orang yang meski kuliah di kedokteran lulusnya malah gak jadi dokter, atau kerja di bidang yang sama sekali non medis. kalau yg gak jadi dokter tapi jadi relawan, peneliti, pemilik rumah sakit,..itu sih masih lumayan. tapi kalau yang lulus jadi ibu rumah tangga, supir taksi, pemilik warung makan "Dokter Punya", atau malah jadi pedagang asongan, ya sayang banget. sayang ilmunya, sayang kesempatan duduk di bangku fakultas kedokteran yang diimpikan oleh sejuta umat, tapi gak semua bisa dapat. sayang duitnya juga, kuliah di kedokteran mahal lho. belum buku-bukunya. istilahnya mubazir banget kalau tuh ilmu gak kepake.sayang jg yang udah pusing dan mencret darah selama 5 tahun, atau 9 tahun buat yang cinta kampus.intinya, it's your choice,mau jd apa keluar dari kampus..but please,sayangi dirimu. jangan buang 5 tahun itu begitu aja. kalau emang dari awal kamu ngerasa gak bakal cocok dengan profesi yang berkaitan sama medis,baik sbg praktisi atau akademisi, dont play in this zone! oleh karena itu juga sekarang aku mau mulai mengupgrade kemampuan menulis di bidang yang berbau medis. gak mau ntar jadi orang yang mubazirin hidup.jadi itu diperhatiin juga ya? dokter, S.Ked itu bukan sekedar status buat gaya-gayaan. biar keren, dianggap pinter, trus batu loncatan untuk cari jodoh.Nooo! sayang banget yang masih mikir kayak gitu.masih bagusan pikiran babon yang memang ngaku hidup untuk kawin dan makan. palingan dia gak habisin uang ortu.

back again

Jadi apa hikmahnya? ya, silakan dipikirkan sendiri. tulisan ini emang dibuat iseng-iseng aja. kali aja ada yang ngerasa dapat manfaat, Alhamdulillah. yang belum, silakan cari manfaat lagi. baca dulu 200 kali lagi. heheeh

Yang jelas nih, aku senang menulis dan berharap bisa jadi penulis (I'm not a writer yet!) yang dokter, atau dokter yang penulis suatu hari kelak.mungkin? Insya Allah dong.tapi untuk sekarang, I'm still a kid, yang bahkan belum dewasa. Seperti yang pernah dikatakan Imam Hasan Al-Banna (tau siapa? yg gak tau,sekali lagi:kemana aja loo???!), "Mimpi hari ini, kenyataan besok."
jadi teruslah bermimpi! (tapi jgn kelamaan molor!)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar